Bajak Sawah Tradisional

 

Pada zaman modern dan teknologi canggih sekarang ini, ternyata masih ada orang yang mempertahankan tradisi lokal. Salah satunya adalah petani yang membajak sawah dengan menggunakan kerbau atau sapi. 

Perkembangan teknologi di bidang pertanian nyatanya tidak menghalangi aktivitas membajak sawah dengan cara tradisional. Sampai sekarang, masyarakat di Desa khususnya masih sering membajak sawah dengan kerbau atau sapi.

Meski teknologi mesin traktor saat ini terus berkembang, namun pengguna jasanya tidaklah berkurang. Banyak pemilik sawah yang memilih bajak kerbau ini karena hasilnya lebih maksimal daripada menggunakan teraktor atau alat pertanian modern.

Keunggulan bajak tradisional ini selain mampu mengaduk tanah lebih dalam, dan diyakini akan mampu mempertahankan humus tanah dan menjaga kualitas dari padi yang dihasilkan, tekstur lumpur pun lebih halus kotoran kerbau sekaligus juga bisa menjadi pupuk yang mampu menyuburkan tanaman padi dan tidak tercemari oleh limpahan bahan bakar dan oli.

Tarif yang dipatok untuk jasa membajak sawah tidak terlalu tinggi yakni Rp80-100 ribu per enam jam atau setengah hari. Berbekal kerbau atau sapi dan tiga alat pembajak, mereka dengan teliti melewati tiap jengkal tanah yang ada.


Sesekali pembajak sawah mencambuk sapi itu dan mengumam “heerr ckckck her” untuk memberikan isyarat kepada sapi atau kerbaunya agar berbelok atau lebih cepat menyelesaikan pekerjaan.

Harapannya, semakin cepat membajak di satu lahan, maka penghasilan dari sang pemilik lahan lebih cepat dipegang.

Namun, tak seperti menggunakan mesin traktor, membajak ladang atau sawah menggunakan kerbau atau sapi harus lebih berhati-hati.

Pasalnya, binatang itu juga memiliki perasaan seperti manusia. Salah dalam penanganan, sapi atau kerbau bisa ngambek dan tak mau diajak bekerja.

Saat kondisi itu terjadi, ada baiknya sapi atau kerbau diistirahatkan terlebih dahulu, hingga keadaanya menjadi tenang kembali. Ya, layaknya manusialah jika capek membutuhkan istirahat cukup. Persis seperti manusia, saat istirahat kerbau atau sapi juga harus diberi makan agar tenaganya pulih.

Meski makin terdesak dengan ekspansi traktor, membajak menggunakan cara tradisional terus dilakukan oleh petani atau pembajak. Mereka tidak merasa tersaingi dengan mesin-mesin itu. Sebab rezeki itu sudah ada yang mengatur.

Tentunya ada keunggulan dan kekurangan tersendiri antara membajak sawah secara tradisional dan membajak sawah dengan  menggunakan mesin.

 Membajak menggunakan kerbau atau sapi jangkauannya lebih luas, karena bisa dibawa ke tempat yang lumayan sulit. Kalau menggunakan traktor kan jangkauan terbatas, biasanya pemilik traktor hanya mau menggarap lahan yang akses jalannya mudah. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blog Saya